20 Jam Warga Kapur IX Terendam Banjir, Tak Satupun yang Tau Kabarnya
faradika.com | Kampungku sayang, kampungku malang, Muaro Paiti dilanda banjir besar, kawasan “seberang” menangis, terendam, bergelimang lumpur. Nagari Muaro Paiti yang diapit oleh 2 sungai yaitu batang kapur dan batang paiti merupakan nagari yang elok untuk tempat tinggal, nagari yang kaya akan keindahan alam, namun Jumat lalu tepatnya tanggal 3 maret 2017 muaro paiti mendapat duka bencana banjir.
Sejak saya ada, baru kali ini terjadi banjir yang begitu besarnya, sudah hampir 30 tahun menjadi warga muaro paiti, kali ini menyaksikan betapa dahsyatnya banjir yang menerjang, dan lagi-lagi untungnya banjir datang disaat warga dalam keadaan siap atau terjadinya siang, sehingga Alhamdulillah tidak menimbulkan korban jiwa.
INFORMASI YANG TERLAMBAT
Betapa tidak cemas dengan kondisi Muaro Paiti, Kapur IX umumnya, yang diberitakan dimana-mana adalah banjir Pangkalan, padahal hampir 20 jam warga Muaro Paiti, Durian Tinggi, dan daerah lain terendam banjir di Kapur IX, tak ada yang tau, yang ada informasinya hanya dari kecamatan Pangkalan. Inilah Kapur IX yang jauh disana, saluran komunikasi hanya ada jaringan Telkomsel saja, jika telkomsel mati, tidaklah bisa berkomunikasi lagi ke Kapur IX.
Kapur IX memang menjadi perhatian beberapa bulan terakhir, karena harga gambir yang melonjak tajam, mencapai Rp. 100.000 per kilo, dengan pendapatan pekerja kampo gambir di kapur IX mencapai 700 ribu per hari, tapi Alhamdulillah sudah banyak warga yang cerdas, buktinya tidak terlalu berdampak pada perdagangan, pasar juga sepi, hanya toko emas yang ramai, artinya warga sudah banyak investasi. Karena mereka khawatir dengan terlalu melonjaknya harga gambir, ” kita tidak tau apa yang akan terjadi setelah ini”, itu alasan warga tidak selalu berbelanja.
Ya, benar saja, Kapur IX dihantam banjir, akses jalan dan komunikasi terputus, mau diapakan gambir itu ? dimakan tak bisa, bahkan banyak yang sudah menyatu dengan air dan lumpur, sudah seperti air gambir bercampur tanah saja banjir itu.
Jaringan ada, barulah Kapur IX diketahui orang banyak, kalau hari jumat lalu terendam, itupun melalui sosial media, orang semuanya sibuk sampai pangkalan. Hari selasa tanggal 7 Maret, barulan bantuan mulai masuk ke Kapur IX, dan bahkan ada yang hanya bisa dijangkau melalui udara, betapa tidak merasa sedih warga dilokasi, akses semuanya terputus, dan bahkan ada bidan yang melahirkan diperjalanan karena terhalang longsor, dan harus di tandu sejauh 8 km.
Kapur IX, semoga kedepan perhatian pemerintah lebih banyak tertuju ke daerah ini, meskipun jauh, Kapur IX tetaplah Limapuluh Kota, kami juga ingin merasakan “kemerdekaan” itu. Saudara kami di gelugur dan koto lamo itu sangat butuh akses jalan yang bagus, setidaknya tidak lagi berkubang lumpur baru sampai kesana.
MAKSIMALKAN SOSIAL MEDIA
Sosial media menjadi sarana komunikasi yang paling efektif dan mendapat respon yang cepat saat ini, bahkan info terbaru kita bisa dapat langsung dari akun Bupati, hebat, sebuah inovasi yang tepat untuk menjangkau warga, salut saya sama Pak Bupati.
Namun, di Kapur IX lagi-lagi terkendala ISP, hanya satu ISP yang ada, bahkan Telkom pun belum menyentuh Kapur IX, kalau ISP tunggal itu bermasalah, pudurlah informasi Kapur IX keluar.