Jadilah Penonton dan Pemilih Cerdas Jelang Pilpres 2014
Bicara Politik lagi, saya sedikit banyaknya ingin tau juga dengan perkembangan dan informasi politik di negara ini, tapi kadang hanya menjadi pemancing emosi dan tidak layak untuk didengar, kasus dan beritanya itu ke itu saja.
Bicara soal Calon Presiden dan Wakil presiden yang akan dipilih tanggal 9 Juli 2014 nanti, cuma ada dua pasang calon yang diusung oleh 10 Partai politik besar di Tanah air ini, yaitu pasangat Jokowi – Jusuf Kalla dan pasangan Prabowo-Hatta. Keduanya sama-sama diusung oleh beberapa partai koalisi, dan mereka punya kekuatan masing masing.
Bertolak dari kekuatan tadi, beberapa hari terakhir saya menyaksikan di televisi di media cetak dan lain sebainya, telah terjadi “perperangan” di media antara pendukung jokowi dan pendukung prabowo, masing-masing kubu memilki media masing masing, dan tentunya memberitakan kebaikan dari pasangan masing calon.
Disini kita harus sangat hati-hati menonton dan membaca berita, jangan hanya menonton satu saluran berita, dan jangan hanya membaca satu media cetak atau satu portal berita, karena kita tidak tahu siapa pemilik dari media tersebut, dan tidak sedikit kita terpengaruh oleh berita dan langsung percaya dengan isi berita satu media, sedangkan media itu sudah “dibeli” oleh calon presiden.
Contohnya saja salah satu media Televisi yang membahas tentang kekayaan han harta dari pasangan kedua capres, dan bahkan ketua partai koalisipun dibahas disana, disana ditampilkan beritanya membahas kekayaan Prabowo, Abu Rizal Bakri dan Jokowi. Katanya Jokowilah yang paling kaya dengan hutang 0 rupiah, dan kekayaannya milyaran, sedangkan yang dua lagi yaitu prabowo diberitakan memiliki kekayaan triliyunan dan hutangnya triliyunan pula, sehingga kekayaan prabowo sebenarnya minus karena banyak hutang, begitu juga berita tentang ARB. Anehnya, berita ini bisa muncul di TV tersebut hampir 5 kali sehari, sedangkan stasiun TV lain tidak pernah membahas itu, dan mungkin inilah salah satu cara mereka.
Menurut saya pribadi, kekuatan yang sebenarnya kuat dan hebat itu adalah ketika mereka melakukan kampanye dengan cara menonjolkan apa kelebihan pasangan yang diusung, memberitahu kepada orang banyak kenapa mereka mendukung pasangan tersebut, dan TANPA membahas kelemahan dan kekurangan pasangan lain, itulah sebenarnya yang harus dilakukan, namun itu tidak mungkin rasanya terjadi, dan saya tidak bisa menyampaikan kepada mereka yang berkampanye. Mungkin kita sebagai masyarakat biasa yang pemilihlah yang harus cerdas dalam memilih, media saat ini bisa saja sudah teken kontrak dengan salah satu pasangan calon presiden, sehingga beritanya dia saja, begitu juga dengan media cetak, bisajadi juga seperti itu, dan itu biasa dalam dunia politik dan bisnis.
Cermatlah dalam menonton, membaca, memilih dan menentukan siapa yang pantas untuk kita dukung menjadi presiden kita, banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menilai mereka, jangan hanya lihat sekali, tapi lihatlah berulang kali.