Memaknai Kalimat #BahagiaItuSederhana

faradika.com | Selamat pagi, pagi ini kembali kota bengkuang ini diguyur hujan lebat, langkah kanan yang diayunkan untuk menjeput rezeki dari rumah terhenti ketika gerimis mulai membesar. Akhirnya berangkat dengan menggunakan tubuh ini ditutupi plastik tebal anti air yang disebut juga dengan mantel. Meski badan sudah tertutup namun scoopy merah pinjaman itu masih tetap basah.

Inilah salah satu makna dari #BahagiaItuSederhana, banyak yang mempertanyakan kepada saya maksa dari 3 kata itu, mereka berpendapat jika bisa kaya kenapa harus sederhana ?, ada juga yang berkomentar bahagia itu bukan karena sederhana, itu tergantung orangnya.

Betul, menurut saya juga seperti itu, namun saya pribadi lebih memaknai sebuah kebahagiaan itu ketika bisa menikmati setiap proses dengan cara yang sederhana, bukan berarti kalimat bahagia itu sederhana kita tidak boleh kaya, malahan dengan menjadi kaya raya kita akan lbih bahagia dengan cara hidup sederhana. Hidup sederhana ini maksudnya bukan berarti kita membatasi setiap kebutuhan, namun hanya menjadikan semua sesuai dengan gunanya dan tidak berlebihan.

Seperti yang pernah di bilang ippho santosa dalam bukunya, Produksi sebanyak-banyaknya, konsumsi secukupnya dan distribusikan seluaaa luasnya. Kalimat tersebut menurut saya bermakna bagaimana cara kita menikmati hidup yang sebenanrnya sudah bisa kita hidup mewah dengan kkayaan, namun kita tetap menikmatinya dengan kesederhanaan, selebihnya berikan dan ajak orang lain untuk menikmati kehidupan yang berkecukupan juga.

Dengan demikian, kekayaan kita yang bisa dinikmati oleh banyak orang, itulah kebahagiaan, memberi itu lebih besar rasa bahagianya daripada menerima. Cobalah sekali-kali merenungkan, mana yang lebih bahagia ketika bisa memberi / bersedekah jutaan rupiah dairpada menerima jutaan rupiah, jika kita nikmati dan renungkan lagi, ternyata memberi itu lebih membahagiakan daripada menerima hadiah.